#OctoberWish

Everything is never as it seems.

Wilayah Riau akan mengalami curah hujan diatas standar dari tahun sebelumnya. Hal ini akibat tingginya pengaruh Lanina yang membuat awan cenderung menebal di atas khatulistiwa atau umumnya di bagian utara pulau Sumatera, seperti Riau. Lanina adalah fenomena cuaca dengan keadaan massa udara lebih lembab daripada normalnya. Hal ini akan meningkatkan awan dengan kapasitas air hujan yang mudah mencapai titik jenuh. Curah hujan tersebut lebih benyak terjadi di wilayah yang memiliki Lanina tersebut.

Sepanjang September 2007 ini, Riau akan mengalami Lanina lemah, dimana tingkat kejenuhan titik air dari gumpalan awan akan lebih cepat, sehingga hujan lebih cepat turun. Peluang hujan ini akan lebih banyak terjadi pada sore hari, malam hingga dini hari dengan intensitas ringan, sedang, dan lebat.

Menurut data BMG, prakiraan banyaknuya peluang hujan terjadi pada September 2007 ini, khususnya di wilayah Riau.

Sebuah Alqur'an mini berukuran 34 x 22 milimenter di Polewali, Sulawesi Barat selama Ramadhan ini diperlihatkan untuk umum. Tidak dapat dipastikan umur Alqur'an setebal 14 milimeter tersebut, namun diperkirakan berusia ratusan tahun.

Sampul Alqur'an ini dibuat dari kulit hewan dengan warna keemasan. Beberapa bagiannya sudah lapuk dimakan usia. Untuk menjaga dari kerusakan, Alqur'an tersebut disimpan dalam sebuah kotak besi lengkap dengan kaca pembesar untuk membacanya.

Awalnya Alqur'an ini dimiliki oleh tokoh penyebar Islam pertama di Mandar pada awal abad XIX. Saat ini Alqur'an tersebut dipelihara oleh keturunannya, Muhidddin Muhtar.

Main gitar tanpa gitar? Kedengarannya memang aneh, tapi jangan heran jika melihat ada orang yang berakting seperti main gitar tapi bisa mengeluarkan suara gitar. Para penemu di Australia akhir tahun lalu telah mempersembahkan baju berupa T-shirt atau kaos berteknologi tinggi yang bisa memainkan air guitar atau gitar udara/bayangan, yaitu gerakan yang memperagakan seperti main gitar menjadi suatu suara musik.

T-shirt khusus ini dilengkapi sensor yang terletak pada siku yang mengikuti gerakan lengan pemainnya, yang kemudian mengirimkan sinyal berupa jaringan tanpa kabel (wireless) ke komputer yang akan mengubah sinyal tersebut menjadi suara gitar.

Satu tangan menginterpresentasikan sebagai petikan dan tangan lainnya untuk menggerakkan kunci-kunci (akord) pada senar gitar. T-shirt instrumen ini tersedia untuk pengguna normal maupun kidal yang ingin menjadi bintang rock.

Pengguna web mail dan blogger tahu betul apa kekurangan jika mengetik teks secara langsung di window browser. Sesuatu yang tidak diinginkan sangatlah mungkin terjadi. Misalnya komputer anda kena penyakit maupun karena window yang tertutup secara tiba-tiba yang memaksa anda untuk mengetik ulang semua yang telah anda ketik dengan susah payah. Tetapi Firefox menawarkan satu solusi. Cukup dengan sedikit setting pada Firefox, maka session (*sesi) yang tertutup secara tiba-tiba tadi dengan mudah dapat dikembalikan lengkap dengan form entry-nya.

Caranya :

1. Dari window Firefox yang terbuka, klik menu Tools
2. Kemudian klik Options
3. Pilih tab Main
4. Pilih Show my windows and tabs from the last time di menu drop-down When Firefox Starts.
5. OK

Nantinya begitu anda membuka kembali Firefox, maka secara otomatis akan tempil window dan tab dari session (*sesi) sebelumnya dengan lengkap beserta teks yang diketik.

Segala puji bagi Allah yang mempunyai dunia alam jagad raya ini dan memberikan anugerah kepada hamba-Nya yang beriman dengan adanya musim kebaikan untuk melipatgandakan pahala dan menghapus kesalahan serta dosa kepada mereka.
Salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi kita, Muhammad SAW, dan para sahabat, keluarga, serta pengikutnya sampai akhir zaman yang selalu menjadi manusia yang beriman dan bertakwa dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Berdoalah agar Allah SWT memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiat.
Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, salat, tilawah, dan zikir.
Dari Anas bin Malik RA. berkata, bahwa Rasulullah SAW. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, Allahuma bariklana fii rajab wa sya'ban, wa balighna ramadan.
Artinya, Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya'ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadan (HR Ahmad dan Tabrani).
Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka.
Bila telah masuk awal Ramadan, mereka berdoa kepada Allah, Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.
Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.
Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, "Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya."
Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan.
Maka, ketika Ramadan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.
Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadan. Rasulullah SAW selalu memberikan kabar gembira kepada para sahabat setiap kali datang Ramadan.
"Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka." (HR Ahmad).
Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadan. Mereka sangat gembira dengan kedatangannya.
Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.
Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan.
Ramadan sangat singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktivitas kebaikan.
"Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka" [QS Muhamad (47): 21]
Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadan. Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu.
Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah.
"Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui," begitu kata Allah di Al Qurn Surah Al-Anbiyaa ayat 7.
Sambut Ramadan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk. Bertobatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan.
Ramadan adalah bulan tobat. "Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung." [QS An-Nur (24): 31].
Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.
Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadan dengan membuat catatan kecil untuk kultum taraweh serta ba'da salat Subuh dan Lohor dan membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa.
Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Kepada Allah, dengan taubatan nashuha.
Kepada Rasulullah SAW, dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunah-sunahnya.
Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturahmi.
Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Rapat sidang itsbat yang berkaitan dengan penentuan awal Ramadhan 1428 H pada 11 September 2007, agak sedikit berbeda. Kalau biasanya yang ikut dalam sidang itu adalah para Ormas Islam dan jajaran Departemen Agama, tahun ini tidak hanya itu. Pesertanya bertambah, dan perangkat yang digunakan untuk mengambil keputusan dalam sidang itu pun dilengkapi dengan seperangkat alat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau Information and Communication Technology (ICT).

Perubahan itu datang dari keinginan Menteri Komunikasi dan Informatika, Mohammad Nuh dan Dep. Kominfo untuk bisa membantu melihat hilal dengan bantuan TIK, yang menjadi salah satu leading sektor Departemen Komunikasi dan Informatika RI. Itulah sebabnya, selain Ormas Islam dan jajaran Departemen Agama, Menkominfo dan jajarannya kali ini ikut dalam sidang itsbat. “Depkominfo tidak dalam kapasitas ikut memutuskan, tapi hanya sebagai supporting berkait dengan membantu untuk bisa melihat hilal dengan bantuan TIK. Keputusan tentang jatuhnya awal atau nanti akhir Ramadhan sepenuhnya ada di Departemen Agama,” kata Mohammad Nuh.

Ada lima titik pantauan yang dilengkapi dengan TIK, masing-masing di Makassar yang dipusatkan di Tanjung Bunga JTC; Jawa Timur di Bukit Condrodipo, Gresik; Semarang di Masjid Agung Semarang; Bandung di Observatorium Boscha, Lembang; dan NAD, di Masjid Baiturahman Banda Aceh.

Bagaimana cara kerja TIK dalam melihat hilal? Jika selama ini hilal dilihat oleh perseorangan baik melalui mata telanjang atau pun alat bantu terpong, yang kemudian dibuat pernyataan dari apa yang telah dilihat melalui mekanisme sumpah, maka dengan TIK apa yang dilihat oleh persorangan itu bisa dipancarluaskan atau dilihat secara bersama-sama oleh khalayak, melalui mekanisme alat bantu teropong digital yang kemudian bisa ditransfer melalui web dan bisa dipancarluaskan melalui televisi. Bukan hanya itu, hasil pengamatan atau detik-detik munculnya hilal juga bisa diamati dari detik ke detik sekaligus dapat direkam.

Dalam uji coba melihat hilal pada permulaan bulan Sya’ban lalu, Observatorium Boscha ITB, telah berhasil mendeteksi munculnya bulan meski keadaan saat itu relatif tertutup awan. Dari uji coba itulah sistem yang nanti akan digunakan saat melihat hilal pada 11 dan 12 September 2007.

Mohammad Nuh menjelaskan, keikutsertannya dalam melihat hilal dengan bantuan TIK berkait dengan keinginan pemerintah agar ke depan diharapkan tidak ada lagi perdebatan atau perbedaan dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan atau Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal, juga Idul Adha, karena dengan bantuan TIK, hilal tidak lagi menjadi sesuatu yang “eksklusif”, tapi bisa disaksikan oleh siapa saja melalui televisi dan jaringan internet.

Dikatakannya, tanpa mengurangi apa yang selama ini telah dilakukan masyarakat dalam melihat hilal, rasanya perlu dipahami bahwa sesungguhnya, muncul dan tenggelamnya bulan yang menjadi pertanda dalam penanggalan Islam, merupakan gejala atau fenomena alam (sunatullah) dan bersifat tetap. Sama dengan gejala air yang mendidih jika dipanasi dengan suhu 100 derajat Celcius. Artinya, muncul dan tenggelamnya bulan adalah persoalan teknis, yang bisa diamati.

Depkominfo memiliki visi pada terwujudnya penyelenggaraan komunikasi dan informatika yang efektif dan efisien menuju masyarakat informasi yang sejahtera dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Nuh menjelaskan, harapannya ke depan, TIK tidak hanya bisa dijadikan sebagai suatu penggerak (driver) dan penyangga (supporter) yang harus digunakan demi tumbuhnya sektor-sektor unggulan yang dimiliki bangsa ini, dan karenanya harus dinyatakan secara seimbang antara TIK sebagai suatu teknologi, dan TIK sebagai driver-supporter kegiatan ekonomi-sosial-hukum-budaya, tapi juga dapat berimplikasi pada terjaganya keutuhan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Diingatkan Nuh, keberhasilan dari melihat hilal dengan bantuan TIK, bukan pada berhasilnya melihat bulan dalam satu pengamatan, tapi berhasil melihat kondisi riil terhadap hilal, yang bisa jadi memang hilalnya tidak terlihat dalam pengamatan, dan itu meyakinkan kepada publik, kalau saat itu memang hilalnya tidak ada. “Jadi bukan melihat untuk dipaksakan ada atau di ada-adakan, tapi melihat kondisi riil. Itu pun masih sangat bergantung pada dimana tempat pengamatan dan bagaimana kondisi cuaca saat itu,” katanya.

Dikatakannya, upaya yang dilakukan melihat hilal dengan bantuan TIK bukan untuk mendemonstrasikan kecanggihan teknologi dan keilmuan, tapi lebih pada bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi dan ilmu pengatahuan itu untuk kemaslahatan masyarakat.

Sumber : Depkominfo