#OctoberWish

Everything is never as it seems.

Ku masih saja jatuh cinta kepadamu
meski kau selalu sakiti aku
Ku masih saja menantimu seperti dulu
meski kusadari kau ta pernah peduli

Tuhan beri aku kesempatan tuk bersamanya
Kuingin selalu dekat dengan nya
untuk slamanya

Reff :
Walau memang bukan ini takdirku tuk dengan nya
Tunjukkan jalan agar aku dapat bersamanya


Download disini...

Pernahkah Anda berpikir, berapa usia Bulan saat ini? Apakah ia seusia Bumi? Atau mungkin lebih muda? Hasil studi terbaru dari batuan Bulan memberi petunjuk bahwa Bulan terbentuk setelah Bumi terbentuk. Kesimpulan ini akan menjadi bahan untuk merevisi sejarah awal Tata Surya, karena pada awalnya diperkirakan Bulan itu terbentuk seiring pembentukan planet.

Penelitian terhadap isotop tungsten (wolfram) menghasilkan perubahan usia dari pembentukan Bulan. Diperkirakan, Bulan terbentuk oleh sisa-sisa tabrakan besar pada masa awal Bumi. Menurut para kosmolog, pada awal sejarah pembentukan Tata Surya, Bumi ditabrak oleh objek sebesar Mars. Tabrakan ini menyebabkan potongan yang besar terlontar dari Bumi. Energi tinggi dari tabrakan itu kemudian menyebabkan terjadinya pelelehan di permukaan, dan terbentuklah lautan magma. Dan objek inilah yang kita kenal sebagai Bulan.

Hasil isotop tungsten sebelumnya juga menunjukan kalau Bulan mengalami pemadatan dalam waktu 60 juta tahun pertama Tata Surya. Data terbaru dari perbandingan fraksi logam hafnium/tungsten menunjukan konsistensi dengan samarium/neodymium chronometry menunjukan kalau proses pemadatan berlangsung saat tata Surya berusia 50 -150 juta tahun.

Karena itu, Tata Surya dipercaya terbentuk 4,567 milyar tahun lalu, dan Bulan terbentuk 62 juta tahun setelah Tata Surya terbentuk. Waktu 62 juta tahun ini merupakan estimasi terbaik dalam rentang 52 - 152 juta tahun yang diberikan dari hasil pengukuran isotop tungsten (W) pada logam di Bulan.

Dawn diantara vesta dan Ceres. image credit : UCLA
Dawn diantara vesta dan Ceres. image credit : UCLA


Tanggal 777, sebuah misi untuk menembus masa lalu rencananya akan diluncurkan. Namun sayangnya tanggal 7 Juli yang seharusnya merupakan titik awal perjalanan Dawn akhirnya harus ditunda. Dalam press release NASA, Dawn dijadwalkan kembali untuk diluncurkan pada bulan September 2007. Misi Dawn akan menjelajah ke masa lebih dari 4,5 miliar tahun yang lalu Masa di saat Tata Surya pertama kali terbentuk. Dalam perjalanan ini Dawn tidak akan kembali ke masa lalu melainkan pergi menjumpai asteroid, obyek yang berada di antara Mars dan Jupiter.

Target utama misi Dawn adalah asteroid Vesta dan planet katai Ceres yang menempati Sabuk Asteroid bersama ribuan benda kecil lainnya atau yang kita kenal sebagai asteroid. Di daerah ini akan dijumpai ribuan asteroid yang terjebak diantara peperangan tarik menarik antara Matahari dan Jupiter. Dan di area ini angka tabrakan antar asteroid cukup tinggi. Namun demikian Ceres dan Vesta merupakan dua diantara asteroid yang masih tetap utuh sejak terbentuk sampai saat ini. Tahun 2006, bersama dengan resolusi IAU mengenai definisi planet, Ceres tidak lagi dikategorikan sebagai asteroid, melainkan masuk dalam kelas planet katai bersama Pluto dan Eris.

Mengapa Asteroid Vesta dan Ceres ?

Asteroid terbentuk bersamaan dengan terbentuknya planet batuan seperti Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Namun dalam proses pertumbuhan planet-planet di Tata Surya, ada planet yang tidak sempat bertumbuh karena pengaruh gravitasi Jupiter. Cikal bakal planet inilah yang kemudian kita kenal sebagai asteroid. Karena itu, diperkirakan sampai saat ini asteroid masih menyimpan materi-materi disaat awal pembentukannya. Hal inilah yang akan diungkap Dawn agar kita bisa mengetahui bagaimana kondisi awal Tata Surya beserta proses awal pembentukannya.

Di dalam proses pembentukan Tata Surya, semakin jauh dari Matahari maka obyek yang terbentuk akan semakin dingin. Hal inilah yang menyebabkan planet terrestrial terbentuk di dekat Matahari dan obyek es terbentuk di daerah yang jauh atau daerah luar Tata Surya. Lebih jauh lagi, bukti-bukti menunjukan, setiap obyek memiliki karakteristik yang berbeda seharusnya memiliki jalur evolusi yang berbeda. Karena itu diharapkan dengan meneliti dua obyek yang sangat berbeda karakteristiknya, dapat mengungkap sebagian misteri pembentukan planet, termasuk proses yang mendominasinya.

Dawn, dalam misinya yang hampir satu windu ini akan menyelidiki Vesta dan Ceres dua asteroid yang sangat berbeda karakternya dan diyakini terbentuk lewat proses akresi di awal sejarah pembentukan Tata Surya. Diperkirakan proses hidrologi di Ceres masih aktif, dan memicu terjadinya musim dingin yang menutupi daerah kutub Ceres dengan es. Ceres juga diduga memiliki atmosfer tipis, yang membedakannya dari asteroid lainnya. Lain Ceres, lain pula Vesta. Vesta diduga memiliki batuan yang magnetnya lebih kuat dibanding di Mars. Hal ini memicu keingintahuan bagaimana dan kapan kondisi dinamik tersebut muncul. Permukaan Vesta lebih kering ditandai oleh pola permukannya yang beragam dari aliran lava padat sampai dengan kawah yang dalam dekat kutub selatannya.

Dari karakteristik keduanya, Vesta menunjukkan karakterstik yang mirip dengan planet dalam (inner planet), sementara Ceres menunjukkan kemiripannya dengan satelit es dari planet-planet luar (outer planet). Mempelajari kedua obyek ini diharapkan bisa memberi pengetahuan mengenai transisi planet batuan ke area luar Tata Surya yang dingin.

Secara umum, ada tiga hal yang menjadi tujuan Dawn yakni pertama, menangkap momen awal asal usul Tata Surya sehingga kita bisa memahami kondisi pembentukannya. Yang kedua, Dawn akan membantu menentukan cirri-ciri batuan yang membentuk planet terrestrial untuk membantu kita memahami pembentukan planet-planet batuan, Dan yang terakhir adalah mempelajari pembentukan dan evolusi dua obyek yang memiliki jejak evolusi berbeda, sehingga bisa dipahami apa yang mengontrol terjadinya evolusi. Dawn akan menyelesaikan misinya dalam jangka waktu 8 tahun, dimulai dari peluncurannya hari ini pada tangal 7 Juli 2007 sampai dengan Juli 2015. Dawn akan tiba di Vesta bulan Oktober 2011, dan tiba di Ceres bulan Februari 2015.

Sama seperti misi lainnya, Dawn merupakan penjejak sebelum melangkah lebih jauh lagi dalam menyingkap setiap misteri dalam alam semesta.

Selain planet Bumi super, kali ini team pencari planet yang terdiri dari astronom amatir dan profesional menemukan planet ekstrasolar yang paling aneh diantara semua planet dalam katalog.

Mengapa aneh?

Nah planet yang baru ditemukan ini seperti bola gajah purba yang massanya 13 massa Jupiter dan mengorbit bintangnya kurang dari 4 hari. Planet baru ini dinamakan XO-3b, dan diantara 242 exoplanet yang sudah ditemukan, ia berbeda dalam beberapa hal. Diantaranya, ia merupakan planet paling besar dan paling masif dengan orbit yang sangat dekat. Dan yang menarik, orbitnya tidak sirkular melainkan ellips. Dengan eksentrisitas seperti ini tentunya akan memberi masukkan lain bagi para astronom yang bekerja dalam masalah pembentukan Tata Surya. Massa XO-3b sendiri berada di ambang batas antara planet dan katai coklat.

Debat untuk menetapkan batasan massa bagi katai coklat sendri masih terus berlangsung. Secara umum, objek dengan massa sekitar 80 massa Jupiter adalah bintang. Sedangkan katai coklat merupakan objek masif yang gagal menjadi bintang.

Kontroversi yang terjadi adalah, sebagian peneliti meyakini kalau apapun yang memungkinkan terjadinya fusi deutrium, yang secara teori bisa terjadi pada objek dengan massa 13 massa Jupiter adalah katai coklat. Sementara di pihak lain, muncul juga pendapat kalau ini bukan masalah massa, tapi mengenai pembentukan objek tersebut. Apakah ia terbentuk dengan sendirinya atau ia terbentuk sebagai bagian dari sebuah sistem keplanetan.

Tapi batas massa minimum untuk sebuah objek disebut katai coklat akan sangat berguna bagi para pemburu planet. Mereka akan segera bisa menentukan kalau ada planet yang cukup besar maka ia bisa digolongkan sebagai katai coklat atau sebagai planet. Mengapa?

Ini karena dalam mencari planet, para pemburu tidak benar-benar mencari sebuah planet ketika mengamati langit. Yang mereka lihat secara umum adalah goyangan (wobble) bintang akibat tarikan gravitasi planet yang mengorbit mereka. Semakin besar sebuah planet maka semakin besar pula goyangan yang ditimbulkan. Karena itu seharusnya para pemburu planet yang menggunakan metode kecepatan radial ini akan bisa menemukan lebih banyak lagi katai coklat sejak mereka mulai mengamati langit untuk melihat goyangan bintang sejak satu dekade lalu.Tapi sayangnya itu tidak terjadi, dan kekurangan objek berukuran super ini kemudian dikenal sebagai gurun katai coklat.

Yang membuat XO-3b menjadi penuh intrik adalah fakta kalau dia itu merupakan planet transit, yang artinya ia melewati bintangnya dalam setiap orbitnya.

Semenjak ditemukan pertama kali, exoplanet atau extrasolar planet atau planet luar surya menjadi topik yang hangat dibicarakan dimanapun dan menjadi salah satu topik terdepan dalam sains. Hal ini semakin diperkuat ketika ditemukan planet tipe Bumi di Gliese 581.

Kali ini, 3 exoplanet ditemukan oleh anggota tim Wide Area Search fot Planets (WASP) dan diumumkan dalam konferensi internasional Extrasolar Planet yang berlangsung di Suzhou, China. Planet-planet yang ditemukan itu merupakan planet seukuran Jupiter dan diberi nama WASP-3, WASP-4 dan WASP-5. Ketiga planet ini ditemukan dengan metode transit, menggunakan kamera super di Afrika Selatan dan di Pulau Canary yang senantiasa memonitor jutaan bintang di seluruh langit.
Penemuan ini menjadi menarik karena tim inilah saat ini yang menjadi satu-satunya tim yang menemukan planet dengan metode transit untuk belahan langit utara maupun selatan. WASP-4 dan WASP-5 merupakan planet pertama yang ditemukan di Afrika Selatan dan keduanya juga merupakan planet transit paling terang yang ada di belahan langit selatan. Sedangkan WASP-3 ditemukan di belahan langit Utara menggunakan Kamera SuperWASP di pulau Canary.

Ketiga planet tersebut semuanya berukuran Jupiter namun mereka mengorbit bintang induknya pada jarak yang sangat dekat. Bahkan setahun akan selesai kurang dari 2 hari. Waktu disana akan sangat cepat berlalu bukan?

Nah, dengan kondisi sangat dekat dengan bintang induknya, temperatur permukaan planet-planet tersebut akan lebih dari 2000 derajat Celsius, akibatnya akan sangat sulit untuk ada kehidupan disana. Namun bagaimanapun dengan penemuan planet bermassa Jupiter juga memberi ide kalau planet berukuran Bumi juga sedang menanti untuk ditemukan, asalkan teknologi sudah memungkinkan.

Misteri bagaimana pembentukan planet memang masih terus disimpan dengan rapat oleh semesta. Namun bukan tak mungkin untuk diungkap. Satu langkah maju berhasil dicapai oleh para astronom dalam memahami pembentukan planet baru, sebagai hasil riset dari National Science Foundation (NSF) dan tim astrofisika dari American Museum of Natural History.

Dengan menggunakan coronograph pada teleskop milik U.S Air Force di Maui, Hawaii, Ben R. Oppenheimer dkk mengkonstruksikan foto materi yang tampaknya mengalami koalisi (penggabungan) ke objek gas dan debu disekeliling AB Auriga. Objek tersebut diduga planet atau mungkin saja katai coklat dengan massa di antara bintang dan planet. Katai coklat tersebut ditemukan mengorbit AB Auriga pada tahun 1995. Hasilnya menunjukan langkah maju dari studi extrasolar planet lewat direct imaging disertai kemajuan dalam hal teori untuk pembentukan planet dan katai coklat.

Gambar yang dihasilkan langsung mengarah pada pertanyaan yang tak terpecahkan dari pembentukan planet, yakni bagaimana piringan yang tebal dari serpihan debu dan gas bisa berevolusi menjadi area debu yang tipis dan planet. Bintang muda secara umum memang memiliki banyak materi yang terperangkap dalam gaya gravitasinya, materi tersebut akan mengatur dirinya sendiri menjadi piringan.Para astronom percaya dari piringan inilah planet akan terbentuk.

Gambar yang diambil tersebut menunjukan adanya kekosongan berbentuk lamdam (sepatu kuda) pada piringan dengan titik terang yang tampak seperti noktah pada area kosong tersebut. Pengurangan materi tersebut bisa jadi dikarenakan oleh pembentukan planet dan materi yang ada disitu terhisap ke dalam planet yang sedang terbentuk. Kemungkinan adanya penggabungan materi dan pembersihan materi disekelilingnya menjadi sebuah dugaan yang kuat, untuk mengindikasikan pembentukan objek kecil, entah planet ataupun katai coklat.

AB Auriga bukanlah bintang yang baru, melaikan bintang muda yang sudah dipelajari dengan baik oleh para astronom. Usianya sekitar 1 - 3 juta tahun dan menjadi sumber informasi bagaimana sebuah bintang dan objek yang mengelilinginya bisa terbentuk. Untuk memecahkan masalah evolusi piringan tebal yang kaya akan debu dan gas menjadi area yang tipis dengan planet, observasi juga dilakukan pada bintang yang sedikit lebih tua dari AB Auriga. Hasilnya, memang pada titik tertentu gas akan menghilang namun tak ada yang bisa memecahkan bagaimana ia akan terjadi. AB Auriga sepertinya sedang berada pada fasa intermediate dimana gas akan dibersihkan dari pusat menyisakan hanya debu.

Pengamatan lanjutan akan sangat berguna untuk memecahkan masalah bagaimana planet terbentuk dan jika objek tersebut adalah katai coklat, maka ia akan mengubah pemahaman yang sudah ada saat ini. Hal ini karena dipercaya katai coklat tidak terbentuk dari materi yang melingkupi bintang.