#OctoberWish

Everything is never as it seems.


Bilou (Hylobates klossii)

Suara "nyanyian" bilou (Hylobates klossii), sejenis kera endemik di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, secara turun temurun dipercayai warga lokal sebagai pertanda akan datangnya bencana. Fenomena ini bisa menjadi peringatan dini misalnya pertanda akan datangnya gelombang tsunami.

Program penyadaran kearifan lokal di Mentawai itu mulai disosialisasikan SurfAid Australia, sebuah LSM internasional peduli bencana. Manajer Program Penanggulangan Bencana LSM Internasional SurfAid Australia di Kepulauan Mentawai, Wawan Budianto, mengatakan, SurfAid melaksanakan program tersebut di Mentawai sejak 2007.

Ia menjelaskan, dari pantauan SurfAid di sejumlah daerah di Kepulauan Mentawai diketahui masyarakat lokal telah memiliki kearifan lokal sistem deteksi dini bencana dari gejala alam sekitar yang didominasi hutan tropis. Masyarakat memercayai jika mendengar suara binatang itu dengan alunan bunyi tertentu maka dianggap sebagai pertanda akan ada bahaya.

Bilou adalah jenis kera unik menyerupai siamang endemik yang hanya dijumpai di Kepulauan Mentawai. Sekujur tubuh bilou dipenuhi rambut hitam dan di bagian mata berbulu putih. Sebagai primata endemik, bilou kemudian ditetapkan sebagai binatang dilindungi oleh Pemerintah Indonesia maupun dunia termasuk oleh masyarakat lokal Mentawai.

"Sejak turun temurun, masyarakat lokal Mentawai dilarang berburu bilou," kata Wawan.

Ia menyebutkan, selain untuk deteksi bencana, suara bilou juga pertanda dihentikannya kegiatan perburuan binatang di hutan Mentawai. "Jika ada warga berburu lalu mendengar suara bilou, maka mereka harus menghentikan perburuan, karena jika dilanjutkan akan ada bahaya," tambahnya.

Mentawai termasuk daerah rawan tsunami saat ini. Dari pendataan SurfAid diketahui sekitar 16.000 warga Kepulauan Mentawai bermukim di kawasan pesisir yang rawan bencana tsunami. (kompas.com)


Paul Allen (tengah) di depan pesawat SpaceShipOne yang telah sukses uji coba penerbangan ke ruang angkasa

Paul Allen yang selama ini dikenal sebagai co-founder Microsoft tertarik juga melakukan wisata antariksa. Keinginan tersebut diungkapkannya saat menyaksikan peluncuran roket Soyuz, Kamis (26/3) di Kosmodrom Baikonur, Kazakhstan, yang membawa rekannya, Charles Simonyi, mantan insinyur Microsoft yang memelopori pengembangan aplikasi Excel.

"Pergi ke orbit adalah sesuatu yang serius... Saya sungguh mendoakan Charles baik-baik saja. Saya melewatkan peluncuran pertama Charles. Namun saya begitu senang dapat berada di sini untuk (peluncuran) kedua kalinya," ujar Paul Allen.

Ia mengatakan punya rencana untuk mengikuti langkah Simonyi meskipun tak tahu kapan dapat melakukannya. Paul tak merinci apakah keinginannya tersebut akan diwujudkan dengan membayar jasa peluncuran seperti yang dilakukan Simonyi.

Cita-citanya melesat ke luar angkasa sebenarnya sejak lama bahkan sampai diwujudkannya dengan menginvestasikan uangnya di Scaled Composites LLC untuk mengembangkan pesawat wisata antariksa SpaceShipOne, seusai keluar dari Microsoft. SpaceShipOne yang khusus untuk wisata ke suborbital bumi memenangkan kontes Ansari X Prize tahun 2004 dan saat ini telah mendapat kontrak dengan Virgin Galactic milik miliarder Inggris, Sir Richard Branson, untuk melayani wisata antariksa dalam beberapa tahun ke depan.

Jika mengikuti langkah Simonyi, Allen setidaknya harus merogoh kocek 35 juta dollar AS untuk sekali program selama 13 hari di orbit termasuk mengunjungi Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Namun, dengan SpaceShipOne, biaya wisata ke orbit Bumi selama beberapa detik rencananya hanya dikenakan sekitar 100.000 dollar AS. (kompas.com)


Tengkorak yang mulutnya disumpal batu bata merupakan bukti pertama pengusiran vampir di abad pertengahan

Di antara tulang-belulang kuburan massal korban wabah pada zaman pertengahan di Venice, Italia, ditemukan tengkorak yang sangat tak normal. Jelas terlihat bahwa mulut tengkorak seorang wanita itu dibuka paksa dengan sebuah batu bata.

Ini merupakan teknik pengusiran setan di masa lalu. Batu bata tersebut mungkin dijejalkan ke mulut wanita tersebut yang telah mati karena dikira sebagai vampir yang sewaktu-waktu bangkit. Menjejalkan batu bata ke mulut vampir sebagai cara mencegah vampir hidup dan menularkan diri.

"Saya sangat beruntung. Saya tak berpikir menemukan vampir selama melakukan penggalian," ujar Matteo Borrini, seorang ahli arkeologi forensik dari Universitas Florence Italia. Ini merupakan bukti penggalian pertama yang menunjukkan korban vampir meski banyak dikisahkan.

Borrini telah melakukan penggalian pada kuburan massal di Pulau Lazzaretto Nuovo itu sejak tahun 2006. Temuan ini juga memberikan bukti bahwa masyarakat saat itu menganggap vampir sebagai penyebab wabah penyakit.

Sebagaimana diketahui, kepercayaan terhadap vampir berkembang di abad pertengahan saat proses pembusukan mayat belum begitu dipahami. Cairan mayat saat itu mungkin salah dipahami sebagai cairan bekas gigitan vampir.

Kuburan massal tersebut mungkin sering dibuka tutup karena korban wabah yang terus berjatuhan. Nah, mayat wanita tersebut mungkin telah mengeluarkan cairan sehingga dikira vampir sehingga mulutnya disumpal batu bata. (kompas.com)


Foto yang dibuat Desember 2008 oleh NASA menunjukkan sebuah batu hitam yang ditemukan di gurun Sudan

Untuk pertama kalinya, para ilmuwan berhasil mengumpulkan pecahan asteroid yang sudah teramati dengan seksama sejak mengarah hingga jatuh ke Bumi. Asteroid yang diberi nama 2008 TC3 tersebut jatuh ke kawasan Gurun Nubian, Sudan, Oktober tahun lalu.

Penemuan pecahan asteroid bukan pertama kali terjadi. Namun, yang unik dari penemuan ini karena asteroid tersebut sudah terlacak dengan baik saat mengarah hingga jatuh. Proses penemuan seperti ini belum pernah dilaporkan sebelumnya.

Asteroid sebesar mobil itu terlacak pertama kali oleh astronom Arizona, AS hanya beberapa hari sebelum jatuh ke Bumi. Jalur perjalanannya langsung dimonitor sejumlah teleskop dari seluruh dunia sehingga dapat diperkirakan lokasi jatuhnya.

Peter Jenniskens dari SETI Institut, California, yang menjadi penulis laporan pertama keberadaan asteroid tersebut kemudian melakukan perjalanan ke Sudan untuk melacaknya. Penelusuran yang menyeluruh akhirnya berhasil menemukan 47 pecahan untuk dianalisis.

"Asteroid ini terbuat dari material yang mudah pecah sehingga ia pecah pada ketinggian 37 kilometer sebelum berangsur-angsur jatuh perlahan," ujar Jenniskens. Menurutnya, jenis asteroid ini sangat langka dan jarang ditemukan.

Material penyusunnya disebut ureilite. Hasil perbandingan data menunjukkan asteroid 2008 TC3 tersebut termasuk muda dan baru mengarungi beberapa juta tahun di sekitar pusat tata surya.

Analisis terhadap pecahan-pecahan astroid tersebut akan memberikan banyak informasi untuk mengungkap proses pembentukan di ruang angkasa. Selain itu, para ilmuwan juga berharap dapat mempelajari lebih lanjut hubungannya dengan rute perjalanan asteroid agar dapat menyiapkan cara mengatasi asteroid lebih besar yang mungkin mengancam Bumi. (kompas.com)


Model mengenakan kostum Cleopatra yang didesain Travis Banton tahun 1934

Selama ini Ratu Mesir Cleopatra tersohor dengan kecantikannya. Bagaimana dengan wangi tubuhnya? Seperti apa kira-kira bau parfumnya tak ada yang tahu pasti.

Untuk pertama kalinya, para ilmuwan akan merekonstruksi parfum yang dipakai ratu Mesir kuno. Target pertama parfum yang dipakai Hatshepsut, ratu Mesir yang berkuasa selama 20 tahun sejak 1479 sebelum Masehi.

Hatshepsut yang dipilih pertama bukan Cleopatra karena di makamnya ditemukan guci logam yang mungkin bekas wadah parfumnya karena bertuliskan nama sang ratu. Tim ilmuwan dari Museum Mesir Universitas Bonn Jerman menemukan residu yang diduga sisa parfum yang mengendap di dasar guci tersebut.

"Jika sukses, ini untuk pertama kalinya parfum Firaun diciptakan kembali," ujar Michael Hoveler Muller, kurator museum. Ia yakin dapat mengungkap kembali bau yang telah hilang selama 3.500 tahun-an karena guci yang dipakai untuk wadah saat ditemukan dalam kondisi baik dan tertutup rapat.

Langkah yang masih dilakukan saat ini adalah menganalisis komposisi bahan-bahan yang dipakai. Parfum tersebut diperkirakan dibuat dari bahan kemenyan yang diimpor dari wilayah yang kini disebut Somalia. Saat itu, kemenyan sangat bernilai dan hanya dipakai di lokasi pemujaan dan kerajaan. (kompas.com)



Beberapa ilmuwan India telah menemukan mikro-organisme yang disebut "extremophiles", yang dapat bertahan hidup di dalam air mendidih dan radiasi sinar ultraviolet.

Menurut laporan tabloid setempat Mail Today, para ilmuwan tersebut menemukan mikro-organisme itu pada ketinggian 40 kilometer di atas permukaan Bumi.

Penelitian dipimpin ilmuwan dari Center of Cellular and Microbiology di kota Hyderabad, India Selatan, S Shivaji. Ia telah meneliti bakteri di Antartika, Samudera Kutub Utara, dan Gletser Himalaya. "Ketiga spesies baru yang ditemukan sekarang dapat dibedakan dari semua spesies yang sejauh ini dilaporkan di dalam catatan ilmiah," kata surat kabar tersebut, yang mengutip keterangan Shivaji.

Bakteri itu dapat bertahan pada radiasi ultraviolet dosis lebih tinggi, tumbuh di dalam kondisi gizi rendah, dan memiliki susunan asam lemak yang memungkinkan mereka bertahan hidup dalam kondisi ekstrem.

Spesies baru itu kini diisolasi. Semua spesies tersebut dikumpulkan dari ketinggian antara 20 kilometer dan 41,4 kilometer pada April 2005, tetapi temuannya baru terjadi belum lama ini. Para ilmuwan mengatakan sulit untuk meramalkan bagaimana bakteri dapat bertahan hidup di lingkungan yang rendah oksigen semacam itu.

Penelitian extremophiles menimbulkan pertanyaan mengenai kelangsungan hidup bentuk kehidupan. Itu dapat mengarah pada pengenalan lebih lanjut mengenai rangkaian baru dan menemukan beragam penerapan produk yang berlandaskan bioteknologi. (kompas.com)



Pesawat ulang-alik Discovery mendarat mulus di Kennedy Space Center, Florida, Sabtu (28/3) sore atau Minggu pagi WIB. Tujuh awaknya sukses menjalankan misi selama 13 hari di ruang angkasa.

Pendaratannya terlambat 90 menit dari jadwal yang direncanakan karena cuaca buruk di sekitar landasan. Namun, cuaca membaik sehingga pendaratan tidak perlu ditunda lebih lama.

"Welcome home Discovery," demikian sambutan dari ruang pengendali misi begitu pesawat berhenti di ujung landasan.

Misi utama peluncuran Discovery kali ini adalah memasang sepasang panel surya terakhir di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS). Semua panel surya telah dipasang sehingga kini ISS memiliki pasokan listrik penuh dan siap dihuni enam awak atau dua kali lipat dari yang ada saat ini.

Selain itu, Discovery juga menjemput astronot NASA, Sandra Magnus, yang telah bertugas selama 134 hari di ISS sejak pertengahan November 2008. Sebagai gantinya, seorang astronot Jepang, Koichi Wakata, kini tinggal di ISS untuk beberapa bulan ke depan bersama dua awak lain. Koichi akan menjadi astronot Jepang pertama yang tinggal di ruang angkasa selama beberapa bulan setelah laboratorium Kibo milik Jepang dipasang di ISS tahun lalu.

Para awak Discovery juga membawa pulang lima liter air hasil penyaringan urine dan keringat para awak di ruang angkasa untuk dianalisis. Sampel tersebut dihasilkan dari alat pengubah urine dan keringat menjadi air minum yang dipasang di ISS. Jika uji toksisitas lolos, astronot bisa langsung minum hasil penyaringan alat tersebut sehingga tak perlu tergantung kiriman air dari Bumi.

Misi tersebut masih bagian dari proyek pembangunan ISS yang diperkirakan rampung tahun 2010. Peluncuran selanjutnya akan dilakukan pesawat ulang-alik Atlantis pada Mei, tetapi bukan ke ISS, melainkan untuk memperbaiki Teleskop Ruang Angkasa Hubble. Minggu depan Atlantis akan bersiap di landasan peluncurannya. (kompas.com)



Suatu penemuan unik arkeologi terjadi di kaki gunung dekat desa tua Tajikistan, Tudakavsh, di daerah Kulyab, di tenggara negara tersebut.

Menurut media massa Tajikistan seperti dikutip kantor berita ISAR TASS, dilaporkan sekelompok penduduk menemukan kerangka seorang pria purba yang terawat baik, ketika mereka sedang menggali tanah.

Para pakar mengatakan, kerangka tersebut paling tidak berumur 4000 tahun. Pria tersebut punya tinggi badan sekitar dua meter. Pada salah satu tulang jarinya terdapat sebuah cincin yang berbentuk luar biasa.

Rektor Universitas Kulyab, Karimdjon Kodiri dan para mahasiswanya dari jurusan arkeologi masa depan telah menyaksikan lokasi di mana kerangka itu ditemukan.

Setelah melakukan penggalian awal, mereka menemukan beberapa guci-guci tanah liat tak jauh dari tempat kerangka itu.

Setelah kerangka itu diteliti, posturnya seperti bertiarap tidak seperti biasanya orang-orang purba dikebumikan. Menurut para pakar, orang purba tersebut meninggal dalam perang.

Kepala departemen arkeologi pada Institut Sejarah. Arkeologi dan Etnografi Akademi Sains Nasional, Yusuf Yakubov, mengatakan kepada Itar-Tass bahwa dia tidak bisa menyimpulkan kerangka manusia purba itu, kecuali penemuan artifak-artifak di dekatnya barangkali berada dari Zaman Perunggu, atau sekitar 2.500 tahun sebelum Masehi.

"Di kawasan Kulyab, di mana kami sejak lama mengadakan penggalian arkeologi menemukan beberapa artifak dan monumen dari Zaman Perunggu, termasuk tempat makam dan pemukiman," kata pakar itu.

"Beberapa kerangka juga ditemukan, tetapi yang sebaik penemuan itu barangkali pertama kalinya terjadi," ujarnya.

Yakubov mengatakan, suatu ekspedisi akan dikirimkan ke desa Tudakavsh untuk mempelajari situs di mana kerangka itu ditemukan, dengan penelitian lebih rinci.

Tajikistan dikenal mempunyai berbagai monumen arkeologi besar di di dunia, seperti pemukiman Pendzhikent, Takhti-Sangin, dan biara Budha Adjina-Tepa, dengan patung Budhanya dari lempung setinggi 14 meter, yang disebut Budha di Nirwana. (kompas.com)



Selalu ada kisah di balik panggung. Kisah-kisah yang bermuara pada kesuksesan sebuah pesta. ”Saya belum puas,” kata Lidwina Marcella, relawan program ”Earth Hour”—satu jam tanpa penerangan listrik yang akan dilakukan di Jakarta, Sabtu (28/3) pada pukul 20.30-21.30.

Mahasiswi London School of Public Relations (LSPR) itu mengomandani puluhan temannya dalam Climate Change Champion Club LSPR, menyosialisasikan program yang digalang WWF-Indonesia. Konsumsi listrik turut mengemisikan karbon dioksida, unsur utama pembentuk gas rumah kaca penyebab perubahan iklim.

Namanya relawan, tanpa dibayar. Yang ada malah pengeluaran, seperti para mahasiswa LSPR itu. Setidaknya, dana Rp 3 juta dari kampus disiapkan bagi kampanye. Hasilnya, pengelola kawasan Sudirman Park, lokasi kampus LSPR Jakarta, mau mengadopsi program setelah paparan Lidwina dan kawan-kawan.

Sepekan penuh, mereka secara bergiliran menjaga stan kampanye di kawasan Sudirman Park; menggalang dukungan sekaligus rela menerima penolakan. Satu per satu, 2.310 fotokopian brosur disebarkan, termasuk menyelipkannya di pintu kamar apartemen.

Hasilnya, sejumlah penyewa lahan siap bergabung. Begitu pun sejumlah penghuni. ”Ada juga yang menolak. Tidak apa-apa,” katanya yang bersama teman-temannya sempat berkunjung ke almamater SMA masing-masing.

Relawan lain adalah Galih Aristo (28), art director sebuah studio kreatif. Tak cukup menggalang long march dukungan di jalan-jalan utama di Jakarta, bersama satu rekannya, Rabu lalu, ia menyusuri Jalan Sudirman.

Satu per satu, gedung-gedung perkantoran di kanan-kiri pusat niaga Jakarta mereka datangi. Ribuan lembar poster dukungan mereka bagikan ke pengelola gedung. ”Kami susuri dari pukul sembilan pagi hingga lima sore,” kata penggiat Energy Troops itu.

Media facebook

Lain lagi Lala Sudewo, relawan WWF-Indonesia. Ia galang dukungan melalui situs jaringan sosial facebook. ”Enggak banyak sih, 97 orang yang menyatakan dukungan,” kata perekrut utama itu, Kamis (26/3).

Kampanye melalui facebook juga dilakukan Anisa, ibu rumah tangga, yang mendorong ketiga anaknya yang belasan tahun untuk peduli lingkungan. Tak hanya secara virtual, ia pun mendorong anggota komunitas yang ia ikuti untuk bergabung.

Dukungan juga datang dari berbagai komunitas, seperti Abang-None Jakarta. Mereka turut melobi banyak pihak melalui jaringan mereka.

Para relawan, seperti diakui Direktur Program Iklim dan Energi WWF-Indonesia Fitrian Ardiansyah, amat berperan bagi kampanye-kampanye, seperti program ”Earth Hour”. ”Mereka militan sekalipun kami tidak membayarnya,” katanya.

Sejumlah relawan bahkan minta izin memperbanyak brosur, spanduk, atau poster atas biaya sendiri. Sungguh di luar dugaan dan memberi harapan. Berbeda dengan kampanye-kampanye politik saat ini yang beraroma politik uang.

Kini, Pemprov DKI Jakarta mendukung program itu. Penerangan Monas, Gedung Balaikota, Patung Pemuda, Arjuna Wiwaha, dan Bundaran Hotel Indonesia akan dimatikan sebagian. Sejumlah hotel dan perkantoran swasta pun akan terlibat.

Ini program pertama di Indonesia. Keterlibatan para relawan dengan berbagai latar belakang menjadi modal utama sekaligus pendorong semangat.

Keberadaan mereka juga merupakan indikasi bahwa di antara kita masih ada yang peduli pada lingkungan di sekitarnya. Jika banyak orang seperti mereka, mungkin akan ada setitik harapan bahwa bumi tak akan hancur (?)

Namun, di antara alasan keterlibatan itu, ada satu hal yang indah: peduli dari dalam diri sendiri. (kompas.com)



Survei internal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menunjukkan, kader ataupun simpatisan PKS ingin Soesilo Bambang Yudhoyono kembali menjadi presiden RI dalam pemerintahan mendatang.

Hal ini disampaikan oleh Presiden PKS Tifatul Sembiring seusai kesempatan terakhir kampanye akbar PKS untuk DKI Jakarta di Gelora Bung Karno, Senin (30/3). "Alasan mereka macam-macam. Namun, dominan karena kesuksesan pemerintah sekarang untuk swasembada beras dan dalam pemberantasan korupsi," ujar Tifatul.

Survei juga menunjukkan, kalangan bawah tidak ingin PKS berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Golkar untuk pemerintahan mendatang. Para kader justru ingin PKS berkoalisi dengan Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), atau Partai Persatuan Pembangunan (PPP). "Namun, ini kan baru masukan, bukan putusan. Nanti suara kader akan dipertimbangkan lagi di rapat Majelis Syuro," ujar Tifatul.

Sementara itu, tanggapan anggota Majelis Syuro PKS yang juga Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, juga bernada sama. Hidayat melihat hal itu masih menjadi bagian dari penjajakan partai kepada kader. "Beragam kemungkinan masih bisa terjadi," ujar Hidayat. (kompas.com)



PT Telkomsel Tbk akhirnya mengumumkan bakal menjual paket iPhone 3G mulai 20 Maret mendatang. Peluncurannya akan dilakukan di South Pavilion Pacific Place Jakarta mulai pukul 20.00.

Calon pembeli yang telah mendaftar lebih dulu melalui situs Telkomsel akan mendapat prioritas pertama untuk memiliki perangkat tersebut. Penjualan perdana akan dilakukan selama 3 hari, 20-22 Maret 2008 di lokasi peluncuran.

iPhone 3G akan dijual dengan harga berbeda-beda tergantung paket bundeling yang ditawarkan Telkomsel. Paket iPhone 3G tersedia dalam delapan pilihan skema harga baik untuk layanan prabayar Simpati dan As, maupun layanan pascabayar Halo.

Mulai 23 Maret, iPhone 3G juga tersedia di gerai Grapari, PT Trikomsel Oke (Oke Shop), PT Cipta Multi Usaha Perkasa (Global Teleshop), PT Simpatindo Multimedia (Sarindo), dan PT Telesindo Shop (Telesindo Shop) yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya. Telkomsel akan memperluas penjualan iPhone 3G ke seluruh Indonesia mulai Sabtu, 28 Maret 2009.

iPhone 3G merupakan kombinasi tiga produk dalam satu kesatuan, yakni ponsel yang revolusioner, iPod berlayar lebar, dan terobosan baru perangkat internet yang menghadirkan pengalaman menakjubkan dari sebuah perangkat mobile.

Dengan dukungan kecepatan jaringan 3G, peta GPS, dan berbagai fitur enterprise/korporat diantaranya Microsoft Exchange, iPhone 3G menghadirkan beragam fitur layanan lewat satu sentuhan jari. Melalui akses App Store, tersedia puluhan ribu aplikasi mulai dari games sampai dengan social networking, financial planning, dan health management, yang telah di-download lebih dari 500 juta kali sampai saat ini.

iPhone 3G terbaru ini dapat digunakan di seluruh jaringan Telkomsel (2G maupun 3G), serta mampu mendeteksi jaringan hotspot Wifi secara otomatis, sehingga sangat powerful untuk penggunaan internet kecepatan tinggi maupun browsing multimedia kapan pun dan di mana
pun.

"iPhone 3G ini diharapkan akan mengubah pengalaman pelanggan dalam menggunakan sebuah perangkat ponsel," kata Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (12/3).

Saat ini iPhone 3G telah hadir di lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Kombinasi iPhone 3G yang revolusioner dengan jaringan kecepatan tinggi terluas berkualitas dari Telkomsel tentunya akan menghadirkan kenyamanan lebih bagi pelanggan, baik untuk layanan voice dan SMS maupun browsing web dan mendengarkan musik. (kompas.com)


Ilustrasi

Severino Antinori, ginekolog terkenal asal Italia, mengaku berhasil mengkloning tiga bayi sekaligus. Dokter kontroversial yang pernah membantu wanita menopause berusia 63 tahun untuk melahirkan ini mengungkapkan keberhasilannya dalam majalah mingguan Oggi yang terbit, Rabu (4/3).

Menurutnya, ketiga bayi ini terdiri dari dua laki-laki dan satu perempuan. Kini mereka telah berusia sembilan tahun. “Saya membantu melahirkan ketiganya dengan teknik kloning manusia. Mereka lahir dalam keadaan sehat dan baik-baik saja hingga sekarang,” jelas Antinori.

Antinori memang tidak menyediakan bukti atas pernyataannya, namun ia menyebut sel-sel yang berasal dari ketiga ayah bayi itu memungkinkan dikloning. Sel telur si wanita disuburkan dalam laboratorium menggunakan metode yang disebutnya transfer nuklir. “Saya menghargai rahasia keluarga si bayi yang tidak ingin saya membeberkan hal ini lebih lanjut,” tegas Antinori.

Ia mengaku, metode itu merupakan pengembangan teknik kloning untuk domba Dolly pada 1996 silam. Saat disinggung larangan kloning di Italia, Antinori hanya mengatakan, ia lebih suka berbicara tentang terapi terbaru atau pengodean kembali genetik dibanding soal kloning. Dua pekan lalu, Antinori mengungkapkan hal kontroversial lainnya. Ia mengumumkan telah membantu membuahi sel telur seorang wanita yang suaminya koma akibat kanker. (kompas.com)



NASA kini sedang mempersiapkan peluncuran pesawat antariksa Kepler, dengan teleskop antariksa baru yang untuk pertama kalinya akan mampu mendeteksi berbagai planet seperti Bumi di luar tata surya.

Kepler dijadwalkan akan diluncurkan dengan roket Delta II dari Pangkalan AU Tanjung Canaveral, di Florida, pada 5 Meret pukul 10:48 waktu setempat atau 6 Maret pukul 10:48 WIB.

Misi tersebut merupakan misi pertama Badan Antariksa dan Aeronautika (NASA) AS dalam pencarian planet-planet yang mengorbit berbagai matahari sama seperti matahari kita, pada jarak dan temperatur yang tepat sehingga memungkinkan adanya air yang mendukung kehidupan.

"Kepler akan merintis jalan menuju tapal batas tak dikenal pada galaksi kita, Bima Sakti, dan berbagai penemuannya boleh jadi akan mengubah secara mendasar pandangan manusia atas galaksi tersebut," kata direktur astrofisika pada badan antariksa itu di kantor pusatnya Washington, Jon Morse, dalam jumpa persnya, seperti dilaporkan AFP, Rabu (4/3).

"Sensus keplanetan Kepler akan menjadi penting sekali bagi pemahaman banyaknya planet seperti Bumi pada galaksi kita dan perencanaan misi-misi yang akan mendeteksi secara langsung dan mengenali ciri-ciri dunia-dunia seperti ini di sekitar bintang-bintang di dekatnya," imbuhnya.

Dilengkapi dengan kamera terbesar yang pernah diluncurkan ke antariksa, yang dikenal sebagai charged couple devices (CCD) 95 megapiksel, teleskop Kepler mampu mendeteksi bintang-bintang yang berkedip secara berkala akibat tertutup planet-planet saat benda langit itu melintas di dekat bintang-bintang tersebut.

Dengan biaya hampir 600 juta dollar AS, misi Kepler akan berlangsung selama tiga tahun dan meneliti lebih dari 100.000 bintang seperti matahari di kawasan konstelasi Angsa dan Lira di galaksi Bima Sakti.

Tak terlalu panas dan juga dingin

Menurut William Borucki, penyelidik utama Kepler yang berkedudukan di Pusat Riset Ames, NASA, di California, proyek itu akan menemukan tempat-tempat dengan kondisi sempurna untuk mendukung kehidupan. "Apa yang menarik perhatian dalam penemuan kami adalah planet-planet itu tak terlalu panas dan tak terlalu dingin. Suhunya cukup memadai," katanya. "Kami akan mencari planet-planet dengan suhu yang betul-betul memadai bagi adanya air cair di permukaan planet."

Teleskop itu, yang siap memelototi sebuah tempat di langit dalam seluruh misinya, mampu melihat bintang-bintang yang kedipannya dipengaruhi planet-planet.

"Planet-planet seperti Bumi di kawasan yang dapat dihuni secara teoritis akan memerlukan waktu setahun untuk mengorbit. Jadi, rentang kehidupan tiga tahun Kepler akan memungkinkan proyek itu untuk memastikan kehadiran sebuah planet dengan mengamati dampaknya yang tak kentara atas bintang-bintang yang diedarinya," kata NASA dalam sebuah pernyataannya.

"Jika kami menemukan banyak planet, ia tentu saja mengandung arti bahwa kehidupan boleh jadi sesuatu yang lazim di seluruh galaksi kita, dan ada peluang bagi kehidupan untuk memiliki tempat berkembang," kata Boeucki.

"Jika planet tak ditemukan atau hanya sedikit ditemukan, itu boleh jadi menegaskan bahwa planet-planet yang dapat didiami seperti Bumi sangat jarang dan Bumi kemungkinan satu-satunya pos terdepan bagi kehidupan," katanya. (kompas.com)



Kalender suci bangsa Maya atau Tzolkin adalah pintu memasuki pemikiran suatu peradaban sangat maju di dunia Barat sebelum kedatangan bangsa-bangsa Eropa. Para ahli meyakini, astronomi Maya Kuno adalah pencapaian intelektual yang menakjubkan, setara dengan geometri Mesir Kuno dan filosofi Yunani.

Banyak orang percaya, kalender berusia 2.000 tahun itu lebih akurat dibandingkan kalender Gregorian yang digunakan sejak tahun 1582.

Bangsa Maya Kuno hidup pada awal milenium pertama sesudah Masehi di wilayah Mesoamerika, yang membentang dari Meksiko Utara ke Honduras, di utara Semenanjung Yucatan. Penduduknya berjumlah 5 juta sampai 14 juta orang, bermukim di kota-kota yang kini dikenal sebagai Meksiko Selatan, Guatemala, dan Belize.

Dalam The Mayan Calendar and the Transformation of Consciousness (2004), Carl Johan Calleman PhD menulis, selain kebudayaan yang tinggi di bidang seni dan arsitektur yang ditemukan di kawasan-kawasan piramida, seperti Palenque, Tikal, Copán, dan Chitchén Itzá, bangsa Maya Kuno sangat dikenal kemampuannya dalam ilmu astronomi dan matematika. Bangsa inilah yang pertama menggunakan angka nol (0).

Bangsa Maya Kuno terobsesi pada waktu. Menurut Lawrence E Joseph dalam Apocalypse 2012 (2007), mereka menciptakan sedikitnya 20 kalender, disesuaikan dengan berbagai siklus, mulai dari kehamilan hingga panen, bulan hingga Venus. Penghitungan orbitnya sangat akurat dengan selisih hanya satu hari setiap 1.000 tahun.

Reruntuhan kota-kota mereka, menurut Jared Diamond dalam Collapse: How Societies Choose to Fail or Survive (2005), baru ditemukan tahun 1839 oleh ahli hukum dari Amerika Serikat, John Stephens, bersama juru gambar asal Inggris, Frederick Catherwood. Eksplorasi itu menemukan 44 kota dan tempat.

Terobsesi siklus

Yang terpenting bagi masyarakat Maya Kuno adalah etos kosmis. Kedamaian berarti sikap harmoni dengan gerakan abadi alam semesta. Akibat terpaku pada siklus, mereka tidak menyadari perubahan di sekitar mereka.

Hal ini mungkin menjelaskan keambrukan bangsa itu. Meski ada yang meyakini mereka moksa, Jared Diamond secara metodologis menjelaskan, penyebabnya adalah hancurnya daya dukung lingkungan karena bertani dan membabat hutan secara berlebihan, serta pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi.

Pandangan itu dikonfirmasi penelitian Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang menemukan serbuk sari terperangkap dalam sedimen berusia 1.200 tahun—menjelang keruntuhan peradaban Maya—di sekitar wilayah Tikal. Itu pertanda deforestasi masif; pepohonan lenyap, tinggal rumput.

Penyebab lain adalah perang terus-menerus memperebutkan kekuasaan dan sumber daya alam. Kurang dari satu abad, jumlah penduduk berkurang 80-90 persen. Menurut Diamond, perhatian para pemimpin saat itu tampaknya berpusat pada masalah jangka pendek. Mereka serakah, gila kuasa, dan menindas.

Namun, keruntuhan dramatis itu tidak menihilkan kearifan bangsa Maya Kuno, khususnya tentang ramalan bencana yang belum tertandingi. Penyerbuan Spanyol atas perintah Roma tahun 1519 sudah diramalkan dengan bantuan bintang-bintang di angkasa.

Ramalan itu menyelamatkan teks-teks kuno—yang masih disimpan para tetua di pedalaman—di antara ribuan teks yang dibakar penjajah dan empat buku tentang Kalender Maya yang kemudian ditemukan di Eropa.

Sekarang Kalender Maya meramalkan kejadian di dunia pada 21/12/2012! (kompas.com)



Sebuah asteroid melintas sangat dekat dan bisa saja menabrak Bumi jika terjadi sedikit perubahan jalur orbit. Betapa tidak, jarak terdekat dengan Bumi saat melintas hanya tinggal 66.000 kilometer. Bandingkan jarak Bumi-Bulan yang rata-rata 384.000 kilometer.

Lebih mengejutkan lagi kedatangan asteroid ini tidak diduga-duga sebelumnya. Astroid yang diberi nama 2009 DD45 ini baru terdeteksi beberapa hari lalu.

Pengamat yang beruntung di wilayah Asia, Australia, dan Kepulauan Pasifik dapat melihatnya saat melintas di natar Bumi dan Bulan pada Senin (2/3) pukul 20.44. Batuan angkasa itu bergerak dengan kecepatan hanya 20 kilometer per jam.

"Kita melihat objek-objek yang melintas sedekat ini atau bahkan lebih dekat hanya tiap beberapa bulan sekali," ujar Timothy Spahr, direktur Pusat Planet Minor Himpunan Astronomi Internasional (IAU) di Massachusetts, AS.

Asteroid 2009 DD45 baru dilaporkan kedatangannya pada 28 Februari. Observatorium Siding Spring Australia hanya merekamnya sebagai sebuah titik kecil. Saat itu, asteroid berada pada jarak 2,4 juta kilometer dan melesat dengan kecepatan sangat tinggi.

Dibanding objek ruang angkasa lainnya, asteroid termasuk kecil dengan diameter antara 20-50 meter. Asteroid merupakan objek batuan padat yang banyak mengorbit di kawasan yang disebut sabut asteroid antara Planet Mars dan Jupiter.

"Objek sekecil itu sulit dilihat dengan mata telanjang meski berada pada jarak sangat dekat dengan Bumi," ujar Spahr. Namun, penganat amatir maupun profesional dapat mengatinya dengan teleskop ke arah lintasan yang tepat.

Berkat bantuan para astronom amatir di berbagai belahan dunia, bentuk lintasan orbitnya dapat diperkirakan. Asteroid tersebut mengorbit di bagian dalam tata surya dan diperkirakan menghabiskan waktu 1,56 tahun untuk sekali mengelilingi Matahari.

Hal ini menunjukkan bahwa peluang asteroid tersebut dapat melintas kembali dekat Bumi cukup besar karena waktu orbit yang tidak terlampau jauh berbeda. Meski demikian, para astronom belum sampai pada kesimpulan bahwa objek tersebut mengancam Bumi.

"Sejauh ini tidak ada kejadian yang luar biasa," ujar Spahr. (kompas.com)