#OctoberWish

Everything is never as it seems.



Rasa es krim yang Anda pilih ternyata berkaitan erat dengan kepribadian Anda. Ini bukan sekadar rekaan belaka, tapi berdasarkan pengamatan pemilik kedai es krim di California, Amerika Serikat, selama bertahun-tahun.

Joseph Edy, si pemilik kedai, ternyata bukan hanya melayani pembelian saja, tapi juga mengamati karakter dan kebiasaan para pelanggannya. Bahkan, ia mengajak mereka mengobrol. Dari pengamatan ini ia membuat catatan untuk mencocokkan rasa es krim dan karakter si pemesan. Boleh percaya boleh tidak, tapi catatan Edy di bawah ini patut di simak.

1. Rasa vanila, biasanya yang suka rasa ini menyukai warna hidup dan tantangan. Sayangnya, kurang bisa mengontrol diri dan selalu mengikuti kata hati. Memiliki kekuatan dan harapan tinggi untuk mewujudkan setiap impian.

2. Cokelat, penyuka rasa ini termasuk orang yang kreatif, sangat mencintai hidup, menarik, dan penuh antusias. Suka menjadi pusat perhatian dan membenci rutinitas yang monoton.

3. Banana split, selalu berpikir positif kepada setiap orang, easy going, jujur, simpatik, dan sangat peduli pada lingkungan.

4. Stroberi, tergolong pemalu, tertutup, tidak memiliki emosi kuat, tapi teliti dalam setiap tindakan.

5. Es krim dengan taburan choco chip, termasuk ambisius, menyukai persaingan, menarik, dan memiliki kehidupan sosial yang bagus.

6. Es krim dengan taburan kacang, penyuka jenis es krim ini adalah orang yang perfeksionis, selalu berhati-hati dalam tindakan, sangat peduli pada detail, dan penuh etika. Menyukai persaingan positif dan sangat suka berolahraga.

Nah, Anda penyuka es krim yang mana?



Menghadapi orang pikun atau pelupa jelas bukan persoalan mudah. Apalagi yang kita hadapi orang tua. Karena itu agar tidak sampai mengalami masalah seperti ini, tambahan suplemen vitamin bisa membantu mengurangi gangguan ini. Menurut para peneliti dari Universitas Oxford di Inggris, vitamin B12 dikatakan dapat melindungi otak agar tetap gembung, tidak menyusut, dan volumnya tetap utuh.

Para ilmuwan ini meneliti sekurangnya 107 orang berusia 61 hingga 87 tahun. Mereka termasuk normal dan tidak mempunyai gangguan daya ingat atau memori. Rata-rata usia peserta adalah 73 dan 54 persennya wanita.

Para ilmuwan ini mengumpulkan sampel darah untuk mengecek kadar vitamin B12, nutrisi yang bisa kita peroleh dari daging, ikan, dan susu. Para partisipan ini menjalani pemindaian otak setiap tahun menggunakan MRI (magnetic resonance imaging), tes memori, dan uji fisik. Tak satu pun dari subyek ini menderita kekurangan vitamin B12.

Saat para peneliti membandingkan hasilnya, mereka menemukan partisipan yang berkadar vitamin B12 tinggi enam kali lebih sulit mengalami kerusakan otak dibanding yang kadar vitamin B12-nya lebih sedikit. Sayang, para peneliti tidak dapat menyelidiki apakah rendahnya vitamin B12 yang menyebabkan menurunnya daya ingat ini berpengaruh pada ukuran otak.

Banyak faktor yang memengaruhi kesehatan otak. Penelitian hanya sekadar memberitahu bahwa konsumsi tambahan vitamin B12 dengan makan ikan, daging, sereal yang difortifikasi atau susu mungkin dapat mencegah kemunduran daya ingat dan melindungi memori kita.

Karena para ilmuwan tidak menyelidiki apakah konsumsi vitamin B12 akan berpengaruh pada otak lansia yang sudah mulai menurun kemampuannya, efek pengobatan atas vitamin ini belum bisa diketahui.