#OctoberWish

Everything is never as it seems.



TOKYO - Munculnya beragam teknologi baru ramah lingkungan telah mendorong Jepang sebagai salah satu negara maju, memanfaatkan sumber daya alternatif yang lebih efisien.

Sumber energi alternatif yang dimanfaatkan Jepang tidak hanya yang berada di atas perut bumi, tapi juga tenaga matahari, bahkan yang berasal dari dasar lautan. Khusus untuk yang terakhir ini, Jepang memang belum merealisasikannya. Tetapi, kebijakan ke arah sana sudah mulai dirancang.

Kemarin, sebuah laporan pemerintah menyebutkan, Jepang akan mengeksplorasi dasar laut di zona ekonomi eklusif (ZEE) miliknya untuk mencari mineral langka berupa logam magnetik (rare earth). Logam tersebut bermanfaat sebagai bahan baku baterai mobil hibrida, baterai telepon seluler dan televisi berteknologi liquid crystal display (LCD).

“Pemerintahan pimpinan Perdana Menteri Yukio Hatoyama diperkirakan menyetujui program strategi nasional itu pada Juni mendatang,” tulis kantor berita Kyodo, seperti dikutip dari AFP, Selasa (27/4/2010).

Tahun lalu, Badan Penelitian Teknologi Ilmu Bumi dan Kelautan Jepang mengumumkan rencana mengirimkan robot kapal selam untuk mempelajari daerah di dekat gunung berapi dasar laut. Saat itu, para ilmuwan Jepang meneliti hidrotermal yang menyemburkan mineral.

Para ahli meyakini, pemanfaatan cadangan sumber daya di lokasi yang jauh dan sulit dijangkau akan membutuhkan biaya besar dan teknologi tinggi. Rare earth sendiri saat ini sudah bisa diindentifikasi, yang mencakup 17 elemen bersifat magnetik. Di antaranya, lanthanum, lutetium, neodymium, yttrium, dan scandium. 

Berdasarkan data terbaru yang dirilis Pemerintah Jepang, program pencarian rare earth itu akan dilakukan di kawasan ZEE yang membentang 200 mil laut (370 kilometer) lepas pantai atau sekitar setengah dari batas negara-negara tetangga Negeri Sakura.

”Wilayah yang dapat dieksplorasi mencapai 340.000 kilometer persegi dari Laut China Timur dan Pasifik. Salah satu bidang pencarian akan dikerjakan mulai dari garis tengah antara Jepang dan China tepatnya dari Okinawa hingga Laut China Timur,” tulis Kyodo.

Disebutkan juga oleh Kyodo, kawasan lain yang dieksplorasi untuk pencarian sumber pendukung energi alternatif ada di daerah Pulau Izu, Ogasawara, hingga kepulauan yang membentang dari Selatan Jepang ke arah Pasifik.

Dalam laporan tersebut Jepang juga berencana mengeksplorasi dasar laut di Pulau Shikoku, untuk mencari metana hidrat, yakni senyawa yang terbentuk pada kedalaman 200 meter dari permukaan laut dan pada suhu sekitar 15 derajat celcius di bawah nol. Khusus untuk senyawa ini, Jepang menargetkan bisa menjadikannya sebagai sumber energi baru yang bisa dimanfaatkan pada 2020.

”Selain kedua jenis bahan bakar alternatif itu Jepang juga akan menjelajahi dasar laut di sekitar Pulau Minamitorishima, untuk mencari kobalt (sejenis magnet langka),” kata laporan itu.

Kyodo menuliskan, proyek pencarian bahan energi alternatif yang dilakukan Jepang bertujuan untuk mengimbangi China yang kini gencar mencari sumber rare earth untuk digunakan pada teknologi baterai kendaraan hibrida.

Saat ini China mendominasi produksi rare earth  dengan penguasaan hingga 97 persen dari produksi global. China menggunakan sumber daya langka tersebut untuk memproduksi perangkat elektronik seperti ponsel, komputer hard drive, baterai mobil hingga bahan perlengkapan militer. (okezone.com)

0 Response for the "Jepang Manfaatkan Logam Magnetik Dasar Laut"

Post a Comment