#OctoberWish

Everything is never as it seems.



WASHINGTON - Rasa cemas tidak selamanya buruk. Bagi orang-orang yang tengah dirundung stres, rasa cemas dan khawatir dapat membantu melepaskan rasa tertekan.

Para peneliti dari University of Illinois yang dipimpin Gregory A Miller melakukan eksperimen pada partisipan dengan menggunakan pemindai fungsional Magnetic Resonance Imaging (fMRI). Dengan fMRI, mereka mengamati aktivitas otak partisipan yang tengah tertekan namun tidak merasa cemas, cemas namun tidak tertekan, dan mereka yang memperlihatkan beragam tingkatan depresi dan kecemasan.

Dilansir LiveScience, Minggu (4/4/2010), para peneliti menginvestigasi depresi dan dua jenis kecemasan. Yang pertama kecemasan arousal, yaitu rasa takut dan kewaspadaan berlebihan yang terkadang berubah menjadi rasa panik. Yang kedua, kecemasan apprehension yang lebih sering disebut rasa cemas atau khawatir.

"Meski kita berpikir bahwa depresi dan kecemasan merupakan dua hal yang terpisah, nyatanya mereka kerap terjadi bersamaan," ujar Miller.

Dalam studi nasional mengenai gangguan jiwa, menurut Miller, sepertiga dari mereka yang didiagnosa mengalami depresi hebat setidaknya memiliki satu diganosa lain. "Dalam banyak kasus, mereka yang mengalami depresi pasti merasakan kecemasan dan sebaliknya," ungkap Miller.

Dalam studinya menggunakan fMRI, Miller dan timnya menemukan bahwa dua jenis kecemasan yang mereka teliti menghasilkan pola aktivitas otak yang berbeda.

Kecemasan arousal menghidupkan wilayah otak belakang telinga kanan. Sementara itu, rasa khawatir mengaktifkan wilayah otak tepat di belakang telinga kiri yang berkaitan dengan produksi olah kata dan suara. Riset lain menemukan bahwa depresi itu sendiri mengaktifkan bagian otak sebelah kanan.

"Kombinasi antara depresi dan rasa cemas, serta jenis kecemasan, memberikan hasil yang berbeda pada otak," ungkap Miller.

Meski tertekan, menurut Miller, orang-orang yang merasa khawatir akan melakukan tugas-tugas pengolahan kata emosional yang lebih baik ketimbang mereka yang depresi diiringi rasa panik.

"Mereka yang cemas dan khawatir bisa lebih baik dalam mengacuhkan kata-kata negatif dan fokus pada tugasnya," tandas Miller. (okezone.com)

0 Response for the "Rasa Cemas & Khawatir Bantu Lepaskan Stres"

Post a Comment